Masih bercerita tentang kehidupan di Yahwari, kali ini terasa romantis dengan interaksi antar personal yang lebih intens dibanding buku pertama yang dominan memotret kultur dan pemandangan pedesaan. Dengan “Bunga-Bunga Hollyhock” sebagai sub judul, Kim Dong Hwa mengetengahkan interaksi yang menggugah antara suami dan istri di usia senjanya, interaksi antara orang tua dengan anak, mertua dengan menantu, nenek dengan cucu, duda dengan masa lalunya, cerita-cerita yang dibingkai secara sederhana, tapi memiliki kedalaman emosional. rnDiawali dengan musim semi yang romatis dan penuh cinta, buku kedua ini terbagi menjadi empat bab sesuai musim yang melalui Yahwari. Bab kedua adalah untuk musim panas, bab ini mendapat porsi yang paling sedikit dibanding yang lain. Musim gugur terasa sendu dan di musim dingin, ada beberapa cerita yang lucu dan romantis, tapi Kim Dong Hwa menutupnya dengan sebuah cerita yang sedih, hati saya jadi teras dingin saat membacanya. Bagaimanapun juga dia berhasil membawa pembaca (saya) ikut merasakan nuansa kehidupan di Yahwari dalam setiap musimnya. rnSatu hal lain, saya jadi engeh ternyata orang korea suka sekali berjongkok.